buatlah dialog tentang belalang
Kimia
naufal1179
Pertanyaan
buatlah dialog tentang belalang
1 Jawaban
-
1. Jawaban CandraWedakarna
Terdapat kisah 3 sahabat, seekor cacing bernamo Cacu, seekor semut bernama Semu, dan seekor belalang bernama Belu yang mendiami suatu sudut tanah lapang yang sepi. Hal itu karena tanah lapang itu sudah tidak dipakai lagi untuk bermain bola. Tanah lapang itu dekat sebuah sawah dan sebuah sungai. Jarang sekali orang lewat situ, kecuali petani dan pencari rumput. Terkadang ada penduduk yang melewati tanah lapang itu sebagai jalan pintas.
Ketika Cacu dan Semu sedang asyik tiduran di tanah, lewatlah seorang ibu muda nan cantik bersama anak lelakinya berumur 2 tahun yang gemuk dan lucu. Karena posisi Cacu dan Semu yang berbeda tempat, maka keduanya melihat manusia yang berbeda. Cacu hanya melihat seorang ibu muda bertubuh ideal, tinggi, berkulit putih. Sedangkan Semu hanya melihat anak dari ibu itu yang bertubuh gendut dan lucu. Cacu dan Semu baru pernah melihat manusia.
“Kamu lihat tadi manusia yang lewat, Cacu?” tanya Semu setelah ibu dan anak itu melewati mereka.
“Iya aku lihat. Ia seorang yang bertubuh langsing, putih, dan enak dilihat.”
“Kamu salah, kamu pasti mengada-ada. Aku melihat manusia itu wujudnya gemuk, dan lucu jika dilihat, menggemaskan,” Semu berkata dengan hati agak jengkel.
“Kamu yang salah!”
“Kamu!”
“Kamu!”
“Kamu yakin ?”
“Yakin!”
“Kamu yakin?”
“Yakin?”
“Ah ngaco kamu!”
“Kamu yang ngaco!”
Ketika Cacu dan Semu sedang berdebat dengan apa yang diyakininya masing-masing. Datanglah Belu. Belu sempat mendengar apa yang mereka perdebatkan, yaitu tentang manusia yang lewat yang juga berpapasan dengan Belu ketika Belu sedang meloncat dari rumput yang satu ke rumput yang lain. Belu melihat seorang ibu dan seorang anaknya yang sedang diperdebatkan kedua sahabatnya itu.
“Bagaimana kalau kita minta pendapat Belu?” tanya Cacu
“Oke, siapa takut!” jawab Semu.
Saat dimintai pendapat, Belu hanya tersenyum.
“Maaf saya tidak suka berdebat. Saya hanya memberi usul pada kalian, jangan merasa paling benar sendiri, dan menyalahkan orang lain. Hormatilah apa yang diyakini sahabatmu yang lain! Kalaupun aku punya pendapat sendiri aku tak akan memberi tahukannya pada kalian, karena aku males kalau kalian mendebatku”
Belu meloncat dari satu rumput ke rumput yang lain. Sementara kedua sahabatnya melongo melihat Belu ngeloyor pergi menjauh sambil tersenyum.